Pages

Saturday, December 28, 2013

Tugas 1: Pengantar Bisnis

Apakah yang dimaksud dengan Bisnis?
Bisnis adalah usaha menjual barang atau jasa yang dilakukan oleh perorangan, sekelompok orang, organisasi kepada konsumen (masyarakat) dengan tujuan utamanya adalah memperoleh keuntungan/laba (profit).

Berikut saya akan bercerita sedikit mengenai bisnis yang dijalani oleh ayah saya yang merupakan salah seorang penjual jasa.

Riwayat perkembangan usaha
Saat itu tahun 1995, ayah saya mengawali akhirnya sebagai staff accounting di sebuah perusahaan swasta. Namun, 2 tahun kemudian ayah memutuskan untuk berhenti resign dan membuka usaha sendiri dirumah, yang menurutnya saat itu merupakan bisnis yang menjanjikan. Ayah membuka usaha foto copy,  rental computer, dan menjual ATK (Alat Tulis Kantor). Usahanya berkembang pesat, karena memang di lingkungan kami saat itu belum ada pesaing, pelayanan kami pun juga terkenal ramah, serta hasilnya juga memuaskan pelanggan. Perkembangan tersebut dapat terlihat dari kenaikan omset di setiap bulannya. Suatu waktu, akibat terjadi kesalahan dalam me-manage keuangan, usaha ini berhenti sama sekali, akibat kurangnya modal untuk memperlancar usaha tersebut, tahun 2002.

Kegagalan tersebut sempat membuat ayah sedih dan kecewa. Namun ayah tidak mau terus menerus hanyut dalam keadaan tersebut, dan ayah terus mencari peluang usaha yang lain.

Awal tahun 2003, suatu hari ada seorang teman ayah yang menawarkan ayah untuk bekerja di sebuah perusahaan untuk mengajarkan bahasa pemrograman, seperti HTML. Awalnya ayah menolak, karena saat itu ayah sama sekali tidak mengerti bidang itu. Tapi akhirnya, ayah nekat menerima tawaran itu dan ia hanya diberi waktu satu minggu untuk belajar. Setelah seminggu berlalu, dalam keadaan baru belajar itulah, ia nekat mengajar 8 orang muridnya, yang merupakan para pegawai dan seorang direktur di perusahaan tersebut.

Dua tahun berlalu, di tahun 2005 ayah mulai tertarik dengan bahasa pemrograman dan mempelajarinya lebih dalam lewat buku dan internet, secara otodidak tanpa guru. Ayah mulai mencoba-coba membuat website klasik, dan memberanikan diri memasang iklan tentang jasa website design-nya dalam bentuk selembar poster yang ditempel di dinding depan rumah.

Suatu saat, teman ayah yang lain berkunjung ke rumah. Tanpa sengaja membaca poster tersebut dan menanyakannya kepada ayah. Setelah percakapannya, akhirnya teman ayah itu tertarik untuk membuat website dari ayah, dan ia menjadi pelanggan pertama ayah. Website pertama yang ayah buat merupakan website alat-alat kontraktor yang dibuatnya masih dalam bentuk standar saat itu.

Setelah itu, satu per satu pelanggan baru ayah berdatangan. Mereka datang dengan berbagai permintaan. Seperti perbaruan desain, penambahan animasi, dan lain sebagainya.

Ayah terus mengiklankan jasanya tersebut di internet. Sampai suatu hari ada salah seorang temannya lagi yang menawarkan kerjasama. Dia menawarkan kerjasama untuk membuat program aplikasi yang memudahkan perusahaan menyusun dan merapikan berkas/dokumen-dokumennya. Ayah menerimanya, dan mereka menggandeng salah satu perusahaan besar.

Sampai sekarang bisnisnya terus berkembang.

Kunci keberhasilan dalam berbisnis
Dari cerita diatas, kita bisa mengambil kesimpulan dan mengetahui kunci kesuksesan pada bisnis seseorang. Berikut aturannya:
  1. Lebih realistis. Saat membuat bisnis, lihatlah ke sekeliling, dan mencari contoh sukses dari bisnis yang dikehendaki, lalu pelajari.
  2. Keyakinan diri. Keyakinan diri adalah kekuatan pendobrak yang luar biasa. Dengan keyakinan diri yang kuat, kita bisa menciptakan prestasi. Apa yang tidak mungkin menjadi mungkin.
  3. Berani. Di kehidupan ini tidak ada yang tidak ada yang pasti. Tetapi, kita harus berani memastikan, melangkah, dan memperjuangkan segala hal yang pantas kita raih.’
  4. Disiplin. Jika ingin sukses, tegakkanlah disiplin diri dengan tegas. Jangan tunduk dengan rasa malas, manja, dan bosan.
  5. Komitmen dan integritas tinggi. Tidak pernah merasa takut, ragu atau bimbang dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepada mereka.
  6. Ulet = Tekad yang gigih, proaktif
  7. Sabar dan tegar
  8. Pintar me-manage keuangan
  9. Jual kelebihan jasanya/produknya, bukan harganya
  10. Perlakukan pelanggan dengan baik
  11. Jadilah yang terbaik. Tidak boleh setengah-setengah


Tugas 2: Nilai Waktu Uang

Nilai Waktu Uang (Time Value of Money)

Nilai uang saat ini atau hari ini akan berbeda dengan nilai uang satu tahun lalu atau satu tahun yang akan datang.

"Investor akan lebih senang menerima Rp 1.000,- hari ini daripada sejumlah uang yang sama setahun mendatang karena ia dapat menginvestasikan uang tersebut pada suatu tingkat keuntungan, sehingga setahun mendatang uangnya akan lebih besar dari Rp 1.000,-.

Faktor yang mempengaruhi:
1. Waktu penerimaan/pembayaran aliran uang
2. Tingkat inflasi
3. Tingkat suku bunga

Manfaat nilai waktu uang:
1. Menghitung harga saham & obligasi
2. Menilai investasi di aktiva tetap berwujud
3. Menghitung cicilan utang/kredit
4. Menghitung premi asuransi

Macam-macam nilai waktu uang
1). Future Value of Single Sum (Nilai uang di masa depan)
Nilai yang ditabung/di investasi hari ini akan bertambah besar  karena mengalami penambahan nilai dari bunga yang diterima (untuk menghitung tabungan dan investasi).
FVn = PV(1 + i)^n
Keterangan:
FVn = Nilai masa depan n tahun
PV = Jumlah investasi awal
n = Jumlah tahun
i = Tingkat suku bunga

Contoh soal:
a)  Bila kita menyimpan $ 100 dalam akun dan memperoleh pendapatan 6 %, berapa banyak yang        akan ada dalam akun kita selama 1 tahun?
          Jawab :
FV = 100 (1,06)^1 = $ 106
b)  Rumi menyimpan uang sebesar Rp 500.000,- dengan tingkat bunga 2 % per tahun. Jika Rumi          mengambil tabungan di tahun ke-6. Berapa tabungan Rumi di tahun ke-6?
           Jawab :
-    Uang di tahun pertama
FV = 500000(1,02)^1
= 510000
-    Uang di tahun ke-6
FV = 500000(1,02)^6
= 500000(1,126)
= 563000

2). Present Value of Single Sum (Nilai saat ini)
Menghitung nilai tunai saat ini. Proses untuk mencari PV sebagai melakukan proses diskonto.
PV = FVn(1 / (1 + i)^n)
Keterangan:
PV = Nilai sekarang jumlah uang di masa depan
FVn = Nilai masa depan investasi di akhir tahun ke-n
n = Jumlah tahun
i = Tingkat diskonto tahunan

Contoh soal:
a)  Berapa nilai sekarang dari Rp 5.000,- yang diterima 10 tahun kemudian dengan diskonto 6 %?        Jawab:
PV = 5000(1 / (1 + 0,06)^10)
      = 2791,736Berapa nilai sekarang dari $ 100 yang diterima 3 tahun kemudian jika tingkat diskonto 6 %?
Jawab:
PV = 100(1 / (1 + 0,06)^3)
= 100 / (1,06)^3
= 74,73

3). Future Value of Anuity
Menyimpan/menginvestasikan sejumlah uang yang sama di akhir tahun dan memungkinkannya tumbuh.
FVn = PMT (FVIFA i n)
Keterangan:
FVn = Nilai masa depan dengan anuitas di akhir tahun ke n
PMT = Pembayaran anuitas dengan yang disimpan/diterima di akhir tiap tahun
n = Jumlah tahun berlangsungnya anuitas
i = Tingkat diskonto Bunga

Contoh soal:
Vina akan menabung 15.000.000 tiap tahun selama 9 tahun dengan suku bunga 6%
Jawab:
FV  = 15000000 ( FVIFA 6% , 9 )
      = 15000000 (11,491)
      = 172365000

4). Present Value of Anuity
Nilai saat ini dan jumlah uang di masa dating.
PVn = FVn / (1 + i)^n
Contoh soal:
Tony meminjam uang sebesar Rp 1.000.000,- saat ini dan akan mengembalikannya Rp 1.200.000,-. Nilai dari Rp 1.000.000 di tahun sekarang 3 tahun kemudian.
Jawab:
PV = 1200000 / (1 + 0,1)^3
= 1200000 / (1,1)^3
= 901577,76

Titik Impas (BEP)
Suatu keadaan dimana perusahaan beroperasi dalam kondisi tidak memperoleh dan juga tidak menderita kerugian.

Titik impas dalam unit
BEP = FC / P – VC
Keterangan:
BEP = Titik impas (BEP)
FC = Biaya tetap (Fixed cost)
VC = Biaya variable per unit
P = Harga jual per unit
S = Jumlah penjualan

Titik impas dalam rupiah
BEP = BEPunit x harga per unit
Contoh soal:
PT. Pratama memiliki kapasitas produk dan menjual sebanyak 150000 unit. Harga jual per unit di perkirakan Rp 4.000,-. Total biaya tetap setahun Rp 150.000.000,-. Total biaya variabel Rp 300.000.000,-. Hitung BEP dalam unit dan rupiah!
Jawab:
Biaya Variabel per unit = 300000000 / 150000 = 2000
Penjualan (sales) = 150000 x Rp 4000 = Rp 600.000.000,-
Titik impas dalam unit
BEP = 150000000 / 4000-2000 = 75000
Titik impas dalam rupiah

BEP = 75000 x 4000 = Rp 300.000.000,-

Friday, December 27, 2013

Permasalahan Break Even Point (BEP)/Titik Impas

A. Pengertian Break Even Point

Teknik analisis titik impas sudah umum bagi segenap pelaku bisnis. Hal ini sangat berguna di dalam pengaturan bisnis dalam cakupan yang luas, termasuk organisasi yang kecil dan besar. Ada 2 (dua) alasan mengapa para pelaku bisnis menerima alasan ini :
  1. Analisis ini berdasarkan pada asumsi yang lugas.
  2. Perusahaan-perusahaan telah menemukan bahwa informasi yang didapat dari metode titik impas ini sangat menguntungkan di dalam pengambilan keputusan.
Break Even Point adalah suatu keadaan dimana perusahaan dalam operasinya tidak memperoleh laba dan juga tidak menderita kerugian atau dengan kata lain total biaya sama dengan total penjualan sehingga tidak ada laba dan tidak ada rugi. Hal ini bisa terjadi apabila perusahaan di dalam operasinya menggunakan biaya tetap dan biaya variabel, dan volume penjualannya hanya cukup menutupi biaya tetap dan biaya variabel. Apabila penjualan hanya cukup menutupi biaya variabel dan sebagian biaya tetap, maka perusahaan menderita kerugian. Sebaliknya, perusahaan akan memperoleh keuntungan, apabila penjualan melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus dikeluarkan.

Rumus Break Even Point (BEP)
Single product

BEP(unit/x) = FC/(S-VC)                                              
Dimana:
FC = fixed cost (biaya tetap),
VC = variable cost (biaya variabel)
S = sales (penjualan).

BEP(rupiah) = FC/(1 – (VC/S))

Multiple product

BEP(rupiah) = FC/(1 – (TVC/TR))                         
Keterangan:
TVC = total variable cost (total biaya variabel)
 TR = total revenue (total pendapatan).

Atau dengan :
  • Pendekatan grafik: Breakevent Point terjadi pada titik persilangan antara garis penghasilan penjualan dan garis total biaya.
  • Metode Trial and Error
  • Pendekatan matematis :
Rumus matematika untuk menentukan BEP adalah :

BEP (unit) = Total Biaya Tetap / (Harga jual per unit – Biaya Variabel per unit)
BEP (Rp) = Total Biaya Tetap / (1 - Total Biaya Variabel) / Total hasil penjualan

Biaya Tetap vs Biaya Variabel
Dalam hubungannya dengan volume produksi :
1). Biaya Variabel, Karakteristik :
  • Biaya berubah total sebanding perubahan tingkat aktivitas
  • Biaya satuan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan (biaya satuan konstan)
2). Biaya Tetap, Karakteristik :
  • Totalitas tidak berubah terhadap perubahan tingkat aktivitas
  • Biaya satuan berbanding terbalik terhadap perubahan volume kegiatan
Dengan metoda:
1. Pendekatan Persamaan
2. Pendekatan Marjin Kontribusi
3. Pendekatan Grafik

Pendekatan Margin Kontribusi
  • Mengurangkan nilai penjualan total (total revenue =TR) dengan biaya variabel total (total Variabel cost = TVC)
  • Mengurangkan harga jual per unit dengan biaya variabel per unit guna menghitung margin kontribusi per unit.
Salah satu tujuan perusahaan adalah mencapai laba atau keuntungan sesuai dengan pertumbuhan perusahaan. Untuk mencapai laba yang semaksimal mungkin dapat dilakukan dengan tiga langkah sebagai berikut, yaitu :
  1. Menekan biaya produksi maupun biaya operasional serendah-rendahnya dengan mempertahankan tingkat harga, kualitas dan kunatitas.
  2. Menentukan harga dengan sedemikian rupa sesuai dengan laba yang dikehendaki.
  3. Meningkatkan volume kegitan semaksimal mungkin.
Dari ketiga langkah-langkah tersebut diatas tidak dapat dilakukan secara terpisah-pisah karena tiga faktor tersebut mempunyai hubungan yang erat dan saling berkaitan. Pengaruh salah satu faktor akan membawa akibat terhadap seluruh kegiatan operasi. Oleh karena itu struktur laba dari sebuah perusahaan sering dilukiskan dalam break even point, sehingga mudah untuk memahami hubungan antara biaya, volume kegiatan dan laba.

Namun ada juga yang membuat pengertian break even point sebagai berikut :
  • Menurut S. Munawir (2002) Titik break even point atau titik pulang pokok dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana dalam operasinya perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi (total penghasilan = Total biaya).
  • Menurut Abdullah (2004) Analisis Break even point disebut juga Cost Volume Profit Analysis. Arti penting analisis break even point bagi menejer perusahaan dalam pengambilan keputusan keuangan adalah sebagai berikut, yaitu :
  1. Guna menetapkan jumlah minimal yang harus diproduksi agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
  2. Penetapan jumlah penjualan yang harus dicapai untuk mendapatkan laba tertentu.
  3. Penetapan seberapa jauhkan menurunnya penjualan bisa ditolerir agar perusahaan tidak menderita rugi.
  • Menurut Purba (2002) Titik impas (break even) berlandaskan pada pernyataan sedarhana, berapa besarnya unit produksi yang harus dijual untuk menutupi seluruh biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk tersebut.
  • Menurut PS. Djarwanto (2002) Break even point adalah suatu keadaan impas yaitu apabila telah disusun perhitungan laba dan rugi suatu periode tertentu, perusahaan tersebut tidak mendapat keuntungan dan sebaliknya tidak menderita kerugian.
  • Menurut Harahap (2004) Break even point berarti suatu keadaan dimana perusahaan tidak mengalami laba dan juga tidak mengalami rugi artinya seluruh biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan produksi ini dapat ditutupi oleh penghasilan penjualan. Total biaya (biaya tetap dan biaya variabel) sama dengan total penjualan sehingga tidak ada laba tidak ada rugi.
  • Menurut Garrison dan Noreen (2004) Break even point adalah tingkat penjualan yang diperlukan untuk menutupi semua biaya operasional, dimana break even tersebut laba sebelum bunga dan pajak sama dengan nol (0). Langkah pertama untuk menentukan break even adalah membagi harga pokok penjualan (HPP) dan biaya operasi menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya Tetap merupakan fungsi dari waktu, bukan fungsi dari jumlah penjualan dan biasanya ditetapkan berdasarkan kontrak, misalnya sewa gudang. Sedangkan biaya variabel tergantung langsung dengan penjualan, bukan fungsi dari waktu, misalnya biaya angkut barang.
Apabila perusahaan mempunyai biaya variabel saja, maka tidak akan muncul masalah break even point dalam perusahaan tersebut. Masalah break even point baru akan muncul apabila suatu perusahaan disamping mempunyai biaya variabel juga mempunyai biaya tetap. Besarnya biaya variabel secara totalitas akan berubah-ubah sesuai dengan volume produksi perusahaan, sedangkan besarnya biaya tetap sacara totalitas tidak mengalami perubahan meskipun ada perubahan volume produksi.

Karena adanya unsur biaya variabel disuatu sisi dan unsur biaya tetap disisi lain maka suatu perusahaan dengan volume produksi tertentu menderita kerugian karena penjualan hanya menutupi biaya tetap. Ini berarti bahwa bagian dari hasil penghasilan penjualan yang tersedia hanya cukup untuk menutupi biaya tetap tetapi tidak cukup menutupi biaya variabelnya.

Volume penjualan dimana penghasilan total sama besarnya dengan biaya totalnya, sehingga perusahaan tidak mencapai laba atau keuntungan dan tidak menderita kerugian disebut Break Even Point.

B. Kegunaan Break Even Point

Diatas telah dikemukakan bahwa analisa break even point sangat penting bagi pimpinan perusahaan untuk mengetahui pada tingkat produksi berapa jumlah biaya akan sama dengan jumlah penjualan atau dengan kata lain dengan mengetahui break even point kita akan mengetahui hubungan antara penjualan, produksi, harga jual, biaya, rugi atau laba, sehingga memudahkan bagi pimpinan untuk mengambil kebijaksanaan.

Analisis Break Even Point berguna apabila beberapa asumsi dasar dipenuhi. Asumsi-asumsi tersebut adalah :
  • Biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan dapat dikelompokan dalam biaya variabel dan biaya tetap.
  • Besarnya biaya variabel secara total berubah-ubah secara proporsional dengan volume produksi atau penjualan. Ini berarti bahwa biaya variabel per unitnya adalah tetap.
  • Besarnya biaya tetap secara total tidak berubah meskipun ada perubahan volume produksi atau penjualan. Ini berarti bahwa biaya tetap per unitnya berubah-ubah karena adanya perubahan volume kegiatan.
  • Jumlah unit produk yang terjual sama dengan jumlah per unit produk yang diproduksi.
  • Harga jual produk per unit tidak berubah dalam periode tertentu.
  • Perusahaan hanya memproduksi satu jenis produk, apabila lebih dari satu jenis komposisi masing-masing jenis produk dianggap konstan (tetap).
Analisa break even point juga dapat digunakan oleh pihak menejemen perusahaan dalam berbagai pengambilan keputusan, antara lain mengenai :
  • Jumlah minimal produk yang harus terjual agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
  • Jumlah penjualan yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
  • Besarnya penyimpanan penjualan berupa penurunan volume yang terjual agar perusahaan tidak menderita kerugian.
  • Untuk mengetahui efek perubahan harga jual, biaya maupun volume penjualan terhadap laba yang diperoleh.
Break even point juga dapat digunakan dengan dalam tiga cara terpisah, namun ketiganya saling berhubungan, yaitu untuk :
  1. Menganalisa program otomatisasi dimana suatu perusahaan akan beroperasi secara lebih mekanis dan otomatis dan mengganti biaya variabel dengan biaya tetap.
  2. Menelaah impak dari perluasan tingkat operasi secara umum.
  3. Untuk membuat keputusan tentang produk baru yang harus dicapai jika perusahaan menginginkan break even point dalam suatu proyek yang diusulkan.
Menurut Harahap (2004) Dalam analisa laporan keuangan kita dapat menggunakan rumus break even point untuk mengetahui :
  1. Hubungan antara penjualan biaya dan laba.
  2. Untuk mengetahui struktur biaya tetap dan biaya variabel.
  3. Untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menekan biaya dan batas dimana perusahaan tidak mengalami laba dan rugi.
  4. Untuk mengetahui hubungan antara cost, volume, harga dan laba.
Analisa break even point memberikan penerapan yang luas untuk menguji tindakan-tindakan yang diusulkan dalam mempertimbangkan alternatif-alternatif atau tujuan pengambilan keputusan yang lain. Analisa break even point tidak hanya semata-mata untuk mengetahui keadaan perusahaan yang break even saja, akan tetapi analisa break even point mampu memeberikan informasi kepada pimpinan perusahaan mengenai berbagai tingkat volume penjualan, serta hubungan dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan yang bersangkutan.

C. Kelemahan Analisa Break Even Point

Sekalipun Analisa break even ini banyak digunakan oleh perusahaan, tetapi tidak dapat dilupakan bahwa analisa ini mempunyai beberapa kelemahan. Kelemahan utama dari analisa break even point ini antara lain : asumsi tentang linearity, kliasifikasi cost dan penggunaannya terbatas untuk jangka waktu yang pendek. (Soehardi,2004).

1). Asumsi tentang linearity
Pada umumnya baik harga jual per unit maupun variabel cost per unit, tidaklah berdiri sendiri terlepas dari volume penjualan. Dengan perkataan lain, tingkat penjualan yang melewati suatu titik tertentu hanya akan dicapai dengan jalan menurunkan harga jual per unit. Hal ini tentu saja akan menyebabkan garis renevue tidak akan lurus, melainkan melengkung. Disamping itu variabel operating cost per unit juga akan bertambah besar dengan meningkatkan volume penjualan mendekati kapasitas penuh. Hal ini bisa saja disebabkan karena menurunnya efesiensi tenaga kerja atau bertambah besarnya upah lembur.

2). Klasifikasi biaya
Kelemahan kedua dari analisa break even point adalah kesulitan di dalam mengklasifikasikan biaya karena adanya semi variabel cost dimana biaya ini tetap sampai dengan tingkat tertentu dan kemudian berubah-ubah setelah melewati titik tersebut.

3). Jangka waktu penggunaan
Kelemahan lain dari analisa break even point adalah jangka waktu penerapanya yang terbatas, biasanya hanya digunakan di dalam pembuatan proyeksi operasi selama setahun. Apabila perusahaan mengeluarkan biaya-biaya untuk advertensi ataupun biaya lainnya yang cukup besar dimana hasil dari pengeluaran tersebut (tambahan investasi) tidak akan terlihat dalam waktu yang dekat sedangkan operating cost sudah meningkat, maka sebagai akibatnya jumlah pendapatan yang harus dicapai menurut analisa break even point agar dapat menutup semua biaya-biaya operasi yang bertambah besar juga.

Sumber:

Permasalahan dari Persediaan Barang Dagang

Pada umumnya perusahaan dibagi menjadi tiga kelompok usaha antara lain: perusahaan dagang, perusahaan jasa, dan perusahaan manufaktur. Tentunya kita akan berpikir mengenai maksud dari pertanyaan “masalah yang ditimbulkan dari persediaan?”. Setiap perusahaan tentu memerlukan persediaan dalam menjalankan aktivitas operasionalnya, dalam bidang apapun perusahaan bergerak.

Permasalahan mengenai persediaan tentunya tidak akan/ belum muncul tatkala perusahaan terkait masih berskala kecil karena dalam perusahaan kecil, frekuensi pembelian dan penjualan seimbang dan dapat berlangsung cepat sehingga persediaan barang/ jasa yang dimiliki masih cenderung minim. Namun, permasalahan mengenai persediaan ini akan mulai timbul tatkala perusahaan tumbuh menjadi perusahaan kecil dan menengah, bahkan menjadi perusahaan yang besar. Keberadaan persediaan tentunya akan menjadi signifikan sehingga membutuhkan penanganan khusus agar tetap eksis dalam menjalankan usahanya.

Sifat dan Kegunaan dari Persediaan
Setiap jenis kelompok usaha tentunya tidak terlepas dari permasalahan kepemilikan persediaan. Perusahaan dagang memiliki persediaan barang dagangan yang timbul dari pembelian dengan tujuan untuk dijual kembali. Misalnya: perusahaan retail membeli barang dagangan dari pemasok dalam jumlah besar kemudian menjualnya kembali secara eceran sehingga menimbulkan persediaan, perusahaan jasa memiliki persediaan barang jasa. Misalnya: jasa perhotelan membutuhkan persediaan makanan ringan, perlengkapan mandi, hingga penjualan aksesoris, perusahaan jasa kontruksi tentunya membutuhkan persediaan perlengkapan, bahan baku bangunan, hingga bahan baku pembantu lainnya, dan rumah makan membutuhkan persediaan bahan-bahan mentah yang akan dikelola kembali. Terlebih lagi halnya perusahaan manufaktur. Khusus pada perusahaan manufaktur, persediaan dibagi menjadi tiga, yaitu persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses, dan persediaan barang jadi.

Permasalahan yang timbul dari persediaan
Lalu timbul pertanyaan apakah persediaan itu sendiri menurut akuntansi? Kenapa persediaan harus diakui dan dilaporkan dalam laporan keuangan? Secara definisi secara jelas dinyatakan dalam PSAK 14 (revisi 2008) paragraf 5, persediaan merupakan aset yang tersedia untuk dijual, dalam proses produksi, serta dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.
Persediaan tentunya penting dalam menunjang keberlangsungan rantai pasok penjualan, sehingga perusahaan dapat memastikan ketersediaan barang/ jasa yang tersedia untuk dijual. Namun tentunya persediaan ini tidak terlepas dari permasalahan teridentifikasi (inherent), adapun permasalahan mengenai persediaan dalam akuntansi umumnya terbagi menjadi dua:
(1) penentuan kuantitas
(2) penilaian atas kuantitas tersebut.

Penentuan kuantitas meliputi hak kepemilikan barang. Permasalahan ini terbagi menjadi tiga, antara lain : 1) Barang dalam perjalanan (goods in transit), dalam proses pembelian dan penjualan tentunya barang yang dibeli ataupun barang yang dijual tidak dapat serta merta langsung berpindah dari gudang pemasok ke gudang perusahaan pada kasus pembelian, maupun dari gudang perusahaan ke gudang pelanggan pada kasus penjualan. Dalam proses pemindahan barang ini tentunya dibutuhkan waktu pengiriman untuk memindahkan barang yang dimaksud. Permasalahan yang dapat terjadi ialah bagaimana pengakuan barang tatkala masih ada dalam perjalanan saat akhir periode (31 Desember) milik siapakah barang ini? diakui pada periode kapankah persediaan ini? pada tahun berjalankah? Atau pada tahun berikutnya? Pada umumnya pengakuan persediaan dapat diakui berdasarkan perjanjian penjualan/ pembelian FOB Shipping Point yaitu penjualan diakui saat barang telah keluar dari gudang perusahaan, dan berlaku sebaliknya untuk pembelian & FOB Destination yaitu penjualan diakui saat barang telah sampai pada gudang pembeli dan berlaku sebaliknya untuk pembelian yang dilakukan oleh perusahaan. Adapun perjanjian ini dapat berkembang mengikuti perkembangan perjanjian bisnis yang ada dengan tetap memegang substance over form yang dianut dalam asumsi akutansi. 

2) Barang konsinyasi (consignment goods),
3) Pisah batas (cut off) tanggal pengakuan dalam laporan keuangan.

Mengenai penilaian persediaan, permasalahan ini terbagi menjadi tiga, antara lain: 
1) Pengakuan harga perolehan, mengacu pada PSAK 14 Persediaan (2008) paragraf 9 meliputi biaya pembelian yang terdiri dari harga beli, bea impor, biaya pengangkutan, biaya penanganan, pajak yang timbul (dapat ditagih kembali oleh entitas kepada otoritas pajak), biaya-biaya pembelian ini tentunya sudah dikurangi dengan diskon, rabat, dan hal serupa lainnya; biaya konversi, dan biaya lain-lain 
2) Penurunan nilai persediaan
3) Nilai yang harus dilaporkan dalam laporan keuangan.

Kesalahan Pengakuan Persediaan
Kesalahan pengakuan persediaan dapat menimbulkan permasalahan akuntansi yang serius. Antara lain: kelebihan (overstated) / kekurangan (understated) terhadap laba yang dihasilkan oleh perusahaan. Hal ini dapat terjadi jika jumlah persediaan lebih catat (dalam kondisi ini jumlah fisik lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah tercatat) akan mengakibatkan beban pokok penjualan (cost of goods sold) menjadi kelebihan (overstated) yang dapat berakibat langsung terhadap kekurangan (understated) laba dan pajak penghasilan kekurangan (understated) efek ini tentu berlaku juga untuk sebaliknya.

Permasalahan utama dari persediaan terlepas dari permasalahan penentuan kuantitas dan penilaian terhadap kuantitas yang ada tersebut ialah keberadaan dari persediaan itu sendiri. Sehingga diperlukan perhitungan fisik secara berkala guna memastikan bahwa jumlah persediaan tercatat dalam laporan keuangan secara fisik benar-benar dimiliki oleh perusahaan. 

Sumber:

Permasalahan Sistem Terdistribusi

Definisi Sistem Distribusi
  • Sebuah sistem dimana komponen hardware atau software-nya terletak dalam suatu jaringan komputer dan saling berkomunikasi dan berkoordinasi mengunakan message pasing.
  • Sebuah sistem yang terdiri dari kumpulan dua atau lebih komputer dan memiliki koordinasi proses melalui pertukaran pesan synchronous atau asynchronous.
  • Kumpulan komputer independent yang tampak oleh user sebagai satu sistem komputer
  • Kumpulan komputer autonom yang dihubungkan oleh jaringan dengan software yang dirancang untuk menghasilkan fasilitas komputasi terintegrasi
Dengan kata lain sistem ini melibatkan lebih dari satu komputer dalam suatu infrastruktur jaringan baik local,internet bahkan wireless. Sebuah sistem terdistribusi, tidak hanya melakukan komunikasi antara satu proses pada satu komputer dengan proses pada komputer yang lain, namun juga perlu mempertimbangkan ketersediaan infrastruktur jaringan yang memadai dan juga dukungan standarisasi sistem yang terbuka.

Salah satu contoh sistem terdistribusi adalah internet yang merupakan suatu bentuk jaringan global yang menghubungkan komputer satu sama lain, yang berkomunikasi dengan media IP senagai protokol.

Permasalahan dalam sistem terdistribusi
1. Masalah perangkat lunak
Kesulitan yang akan dihadapi antara lain : bahasa pemrograman yang harus dipakai, sistem operasi dll.

2. Masalah jaringan
Ketergantungan pada infrastruktur jaringan menjadi pertimbangan utama dalam merancang dan mengimplementasikan sistem. Ketika sebuah sistem telah bergantung pada sistem terdistribusi maka penggunaan jaringan mempunyai harga mutlak, bila terjadi kerusakan atau gangguan pada jaringan dapat dipastikan sistem pun akan mengalami gangguan

3. Masalah keamanan
Kemudahan akses ke data yang dishare, memunculkan masalah keamanan. Sistem terdistribusi sangat dipengaruhi oleh jaringan komputer. Permasalahan akan timbul jika suatu jaringan sistem tersebut tidak aman, dimana tidak terdapat firewall atau proteksi terhadap data di dalam jaringan tersebut. Firewall dapat digunakan untuk menentukan host mana yang dapat mengakses data atau memberi batasan terhadap host dalam mengakses data sedangkan proteksi terhadap data dilakukan dengan penggunaan password atau enkripsi, namun hal ini tidak menjamin data tersebut dalam keadaan aman.

4. Kemampuan untuk dikendalikan
Komputer yang terdapat di sistem terdistribusi bisa terdiri dari berbagai type yang berbeda dan mungkin dijalankan pada sistem operai yang berbeda pula. kesalahan pada satu mesin bisa berakibat pada yang lainnya sehingga harus banyak usaha untuk mengendalikannya.

5. Tidak dapat diramalkan
Sistem terdistribusi tidak dapat diramalkan tanggapannya, tanggapan tergantung beban total system, pengorganisasian, dan beban jaringan.
Contoh : Penerapan jaringan ATM. Pada jaringan ATM, ATM tidak berhubungan langsung dengan database nasabah tetapi terhubung ke monitor teleprosesing. monitor tele prosessing merupakan middleware yang mengatur komunikasi dengan client jarak jauh dan menserikan transaksi client untuk diproses oleh database.

Sistem terdistribusi merupakan kebalikan dari Sistem Operasi Prosesor Jamak. Sistem terdisribusi mempunyai memori lokal pada setiap komponennya sehingga memungkinkan pembagian beban kerja, sedangkan Sistem operasi prosesor jamak menempatkan semua beban pekerjaan pada satu komponen saja.

Sistem terdistribusi memungkinkan penggunaan dan pengaksesan jarak jauh melalui jaringan TCP/IP, penggunaan resource pun dapat di minimalisir melalui sharing yang dilakukan pada jaringan seperi penggunaan printer pada jaringan lokal atau intranet.

Dalam setiap penggunaan suatu sistem, banyak sekali ditemui permasalahan – permasalahan yang muncul, begitu juga dengan sistem terdistribusi. Selain permasalahan – permasalahan yang akan dihadapi terdapat tantangan – tantangan dalam sistem terdistribusi. Untuk mengembangkan suatu sistem terdistribusi, perlu diperhatikan beberapa aspek yang merupakan suatu tantangan bagi para pegembang Sistem Terdistribusi yaitu sebagai berikut :
a. Keanekaragaman (heterogeneity)
SisTer mampu mendukung berbagai jenis sistem operasi, perangkat keras dan perangkat lunak. Misalnya SisTer dalam kantor masih dapat berjalan dengan baik meskipun terdiri dari komputer yang masih baru dan komputer yang sudah lama.

b. Keterbukaan (openness)
Pengambangan SisTer yang dilakukan dengan menambahkan komponen-komponen baru yang dapat dilakukan oleh programmer yang berbeda-beda. Misalnya menambahkan program sistem layanan bank tidak harus dilakukan oleh orang yang menciptakan program tersebut, tetapi dapat dilakukan oleh programmer lain.

c. Keamanan (security)
SisTer harus dapat menyediakan keamanan yang memadai bagi sumber daya yang digunakan bersama dan pesan yang dihantarkan dalam sistem. Misalnya PIN dari mesin ATM dikirimkan secara tersamar ke basisdata bank.

d. Skalabilitas (scalability)
Ukuran SisTer dapat diubah dan tetap dapat berjalan dengan baik. Perubahan dapat dilakukan dari segi jumlah pengguna maupun dari segi kekuatan perangkat keras komputer-komputer dalam SisTer itu sendiri.

e. Penanganan Masalah (error-handling)
Kerusakan yang terjadi pada satu komputer dalam SisTer tidak mempengaruhi kinerja sistem secara keseluruhan. Misalnya sekumpulan komputer yang memantau kegiatan umum gunung berapi. Apabila salah satu komputer mati, sistem tersebut masih dapat bekerja sehingga proses pemantauan dapat terus berjalan.

f. Kebersamaan (conccuriency)
Apabila terjadi permintaan secara bersamaan, SisTer tidak akan menjad kacau. Misalnya permintaan data dari basis data bank dapat dilakukan oleh beberapa orang teller dalam waktu yang bersamaan.

g. Penyembunyian (transparency)
Dalam beberapa buku berbahasa Indonesia, istilah tersebut juga sering disebut transparansi, walaupun sebenarnya kurang tepat. Penyembunyian memabuat beberapa aspek distribusi tidak tampak oleh pengguna. (dharma oetomo, 2006)

Keamanan (Security)
Tujuan utama dengan adanya keamanan adalah untuk membatasi akses informasi dan sumber hanya untuk pemakai yang memiliki hak akses. Adapaun ancaman keamanan  yang terdapat dalam system terdistribusi diantaranya :

  • Leakage (kebocoran) : pengambilan informasi terhadap pihak yang tidak berhak
  • Tampering : pengubahan informasi yang tidak legal
  • Vandalism (perusakan) : gangguan operasi system tertentu.

Serangan pada system terdistribusi tergantung pada pengaksesan ke saluran komunikasi yang ada atau membuat saluran baru yang menyamarkan sebagai koneksi legal. Terdapat dua macam penyerangan keamanan system terdistribusi :

  • Penyerangan passive : hanya mengamati komuikasi atau data.
  • Penyerangan aktif : secara aktif memodifikasi komunikasi atau data.

Misalnya : pemalsuan atau pengubaha E_Mail, TCP/IP spoofing

Adapun klasifikasi metode penyerangan dapat di bagi menjadi :

  1. Eavesdropping : mendapatkan duplikasi pesan tanpa ijin
  2. Masquerading :mengirim atau menerima pesan menggunakan identitas lain tanpa ijin mereka.
  3. Message Tampering : mencegal atau menangkap pesan dan mengubah isinya sebelum di lanjutkan ke penerima selajutnya. “man in the middle attack” adalah bentuk message tampering dengan mencegat pesan pertama pada pertukaran kunci enkripsi pada pembentukan suatu saluran yang aman. Penyerang  menyisipkan kunci lainyang memungkinkan dia untuk mendekrip pesan berikutnya sebelum di enkrip oleh penerima.
  4. Replaying : menyimpan pesan yang di tangkap untuk pemakaian berikutnya
  5. Denial of service : membanjiri saluran atau sesumber lain dengan pesan yang berutujuan untuk menggagalkan pengaksesan ke pemakai lain.
Keamanan sangat dibutuhkan  pada kebanyak tranksaksi misalnya : E_Commerce, Banking, E_mail. Tranksaksi elektronik dapat aman jika dilindungi dengan kebijakan dan mekanisme keamanan. Contoh : pembeli harus dilindungi terhadap penyingkapan kode kredit number selama pengiriman dan juga terhadap penjual yang tidak bersedia mengirim barang setelah menerima pembayaran. Vendor harus mendapatkan pembayaran sebelum dikirim, sehingga perlu dapat memvalidasi calon pembeli sebelum member mereka akses.

Cara melindungi transaksi dalam suatu sistem terdistribusi:
1. Perancangan sistem yang aman.
Hal ini merupakan tujuan yang sulit, namun memiliki tujuan yang pasti, yaitu mencegah semua serangan-serangan yang saat ini terjadi ataupun yang akan datang.

2. Adanya kebijakan dan mekanisme.
Kebijakan/layanan yang dimaksud adalah seperti: adanya aturan yang mengatur pengaksesan dan berbagi pakai data dan apa saja prosedur yang diterapkan.
Sedangkan kebijakan tersebut akan dapat dijalankan dengan bantuan mekanisme yang dilakukan. Maksudnya adalah prosedur bagaimana kebijakan tersebut dapat dilakukan. Misalnya: untuk mengakses suatu dokuumen dikontrol dengan distribusi yang terbatas dan tersembunyi. Kebijakan lebih kearah menspesifikasikan kebutuhan, dan mekanisme menerapkan spesifikasi kebijakan yang dilakukan.

3. Menggunakan teknik keamanan.
Teknik keamanan yang dimaksud merupakan hal-hal teknis yang harus dilakukan dalam implementasi pengamanan data. Antara lain:
a).  Enkripsi; pengkodean pesan untuk menyembunyikan isi.
b). Certificate; dokumen yang berisi pernyataan yang ditandatangani oleh pemegangnya.

Solusi terhadap masalah keamanan sistem informasi
Ø  Pusat-pusat informasi tentang keamanan

  • CERT
  • Milis-milis tentang keamanan sistem
  • Institusi lainnya: SecurityFocus, Symantec

Ø  Penggunaan mekanisme deteksi global
Pembentukan jaringan tim penanggap insiden di seluruh dunia

Ø  Peningkatan kesadaran terhadap masalah keamanan

  • Pendidikan bagi pengguna umum
  • Pelatihan bagi personil teknis (administrator sistem dan jaringan, CIO, CTO)

Sumber:
http://terra2803.blogspot.com/2013/03/permasalahan-sistem-terdistribusi.html
http://haslindahas.blogspot.com/2011/04/sistem-terdistribusi.html

Masalah Komunikasi

Komunikasi adalah Suatu proses penyampaian pesan atau informasi dari suatu pihak ke pihak yang lain dengan tujuan tercapai persepsi atau pengertian yang sama. Berikut ini adalah hambatan – hambatan dalam Komunikasi :
1. Hambatan dari Proses Komunikasi
  • Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.
  • Hambatan dalam penyandian/simbol
  • Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.
  • Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.
  • Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima
  • Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima /mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.
  • Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.

2. Hambatan Fisik
Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi dan sebagainya.

3. Hambatan Semantik
Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima.

4. Hambatan Psikologis
Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan.

# Klasifikasi Komunikasi dalam organisai

Di bawah ini ada beberapa klasifikasi komunikasi dalam organisasi yang di tinjau dari beberapa segi :
1. Dari segi sifatnya :
a. Komunikasi Lisan: Komunikasi yang berlangsung lisan / berbicara. Contoh: presentasi
b. Komunukasi Tertulis: Komunikasi melalui tulisan. Contoh: email
c. Komunikasi Verbal: Komunikasi yang dibicarakan/diungkapkan.Contoh: curhat
d. Komunikasi Non Verbal: Komunikasi yang tidak dibicarakan (tersirat)cth: seseorang yang nerves (gemetar)

2. Dari segi arahnya :
a. Komunikasi Ke atas: Komunikasi dari bawahan ke atasan
b. Komunikasi Ke bawah: Komunikasi dari atasan ke bawahan
c. Komunikasi Horizontal: Komunikasi ke sesama manusia / setingkat
d. Komunikasi Satu Arah: Kemberitahuan gempa melalui BMKG(tanpa ada timbal balik)
e. Komunikasi Dua Arah: Berbicara dengan adanya timbal balik/ saling berkomunikasi

3. Menurut Lawannya :
a. Komunikasi Satu Lawan Satu: Berbicara dengan lawan bicara yang sama banyaknya. Contoh: Berbicara melalui telepon
b. Komunikasi Satu Lawan Banyak (kelompok): Berbicara antara satu orang dengan suatu kelompok. Contoh: kelompok satpam menginterogasi maling
c. Kelompok Lawan Kelompok: Berbicara antara suatu kelompok dengan kelompok lain. Contoh: Debat partai politik

4. Menurut Keresmiannya :
a. Komunikasi Formal: Komunikasi yang berlangsung resmi: rapat pemegang saham
b. Komunikasi Informal: Komunikasi yang tidak resmi: berbicara dengan teman

Sumber:

Permasalahan Nilai Waktu Uang (Time Value of Money)

Investasi dalam aktiva tetap bersifat jangka panjang. Bunga merupakan sejumlah uang yang dibayarkan sebagai kompensasi terhadap apa yang dapat diperoleh dengan penggunaan uang tersebut.

Time Value of Money adalah nilai waktu dari uang, di dalam pengambilan keputusan  jangka panjang, nilai waktu memegang peranan penting. Seiring dengan pesatnya perkembangan bisnis, konsep nilai waktu dari uang (time value of money) telah mendapat tempat yang demekian penting.

Berikut adalah beberapa contoh terapan yang terkait dengan konsep nilai waktu dari uang :
  • Tabungan
  • Pinjaman bank
Konsep nilai waktu uang di perlukan oleh manajer keuangan dalam mengambil keputusan ketika akan melakukan investasi pada suatu aktiva dan pengambilan keputusan ketika akan menentukan sumber dana pinjaman yang akan di pilih.

Suatu jumlah uang tertentu yang di terima waktu yang akan datang jika di nilai sekarang maka jumlah uang tersebut harus di diskon dengan tingkat bunga tertentu (discountfactor). Tentunya hal ini akan sangat membantu kita dalam perencanaan-perencanaan dimasa mendatang. Banyak hal yang dapat kita perhitungkan menggunakan rumus-rumus dari perhitungan present value, future value, present anuity dan future anuity seperti merencanakan tabungan pendidikan untuk anak-anak dan tabungan masa depan.

Suatu jumlah uang tertentu saat ini di nilai untuk waktu yang akan datang maka jumlah uang tersebut harus di gandakan dengan tingkat bunga tertentu ( Compound factor).

Manfaat Nilai Waktu Uang
  • Menghitung harga saham dan obligasi
  • Menilai investasi di aktiva tetap berwujud
  • Menghitung cicilan hutang/kredit
  • Menghitung premi asuransi

Future Value (FV)
Nilai masa depan merupakan nilai dari jumlah dana yang ada sekarang pada suatu tanggal tertentu di masa depan dengan mengaplikasikan bunga majemuk (compound interest) dalam satu periode waktu tertentu. Compounding merupakan perhitung nilai masa depan berdasarkan nilai masa kini.

Formula dari Future Value:
FV= PV x (1+i)n
Keterangan :
  FV = Future Value / Nilai Mendatang
  PV= Present Value / Nilai sekarang / Arus Kas Awal
  i  = Rate / Tingkat Bunga
  n = Tahun Ke-n (dibaca dan dihitung pangkat n)

Present value (PV)
Selain itu, kita juga bisa menghitung nilai tunai sekarang dari sejumlah uang yang akan diterima dalam suatu periode di masa yang akan datang.

Formula dari Present Value:
PV = FVn / (1 + r)n
Keterangan :
  PV = Present Value / Nilai Sekarang
  FVn  = Arus kas pada tahun ke-n
  r = Rate / Tingkat bunga
  n = Tahun Ke-n (dibaca dan dihitung pangkat n)

Mencari nilai i (persentase bunga)
FV = PV x (1+i)n
(1+i)n = FV  / PV
KONSEP ANUITY
Anuitas adalah serangkaian pembayaran dalam jumlah yang sama yang dilakukan selama jangka waktu yang tetap dalam periode yang telah ditentukan. Beberapa contoh dari perhitungan anuitas dalam keuangan individu, misalnya cicilan bulanan kredit mobil atau rumah dan pembayaran biaya kontrak rumah bulanan. Arus kas ini bisa merupakan arus kas masuk sebagai pengembalian atas investasi maupun arus keluar yang dialokasikan sebagai tujuan investasi.

FUTURE VALUE ANUITY (FVA)
Nilai masa depan anuitas memberikan nilai dari sebuah perencanaan tabungan yang dilakukan secara tetap baik besaran dan waktunya selama jangka waktu tertentu.

Perhitungan ini dapat dilakukan dengan Rumus dari nilai masa depan Anuitas:
FVA = PMT(1+i)n-1+ PMT(1+i)n-2 + … + PMT(1+i)0
di mana :
  FVA  =  Future Value Anuity.
  PMT = Pembayaran secara periodic (ex:  tabungan, cicilan)
  i = tingkat suku bunga
  n =periode.

PRESENT VALUE ANUITY (PVA)
Sementara itu, nilai tunai (nilai saat ini) dari sejumlah anuitas (PVA à Present Value Anuity) merupakan kebalikan dari FVA.
PVA = PMT/(1+i)1 + PMT/(1+i)2 + … + PMT/(1+i)n
Dimana
  PVA adalah present Value Anuity
  PMT adalah pembayaran (ex: tabungan, cicilan, dll)
  i adalah tingkat suku bunga
  n adalah jangka waktu pembayaran.

a). PVA Anuitas Biasa
FVA di mana serangkaian pembayarn yang sama jumlahnya dilakukan pada akhir tiap periode.

b). PVA Anuitas Jatuh Tempo
PVA di mana serangkaian pembayaran yang sama jumlahnya dilakukan pada awal tiap periode.

ALIRAN ARUS KAS YANG TIDAK MERATA
PV = CF1/(1+i)1 + CF2/(1+i)2 + … + CF3/(1+i)n
FV = CF1(1+i)n-1 + CF2(1+i)n-2 + … + CFn
Dimana :
CF = Cas Flow

Dengan dimengerti konsep nilai waktu uang ini maka Anda bisa mempraktekkannya kedalam perencanaan keuangan yang kita dimasa depan. Dengan mengetahui nilai tujuan keuangan masa depan, kita dapat menghitung berapa besar tabungan yang harus kita sisihkan guna mencapai tujuan dimasa depan.

Konsep bunga berbunga atau bunga majemuk dengan penekanan pada anuitas sangatlah penting untuk dipahami oleh semua individu karena memberikan suatu alternatif perhitungan investasi guna mencapai tujuan keuangan yang diinginkan.

Sumber:
http://tiny.cc/t9zyex

Tuesday, December 17, 2013

Permasalahan Penjualan

A. Pengertian Penjualan

Penjualan adalah persetujuan kedua belah pihak antara penjual dan pembeli, dimana penjual menawarkan suatu produk dengan harapan pembeli dapat menyerahkan sejumlah uang sebagai alat ukur produk tersebut sebesar harga jual yang telah disepakati.

Dalam kegiatan ini penjualan akan melibatkan debitur atau disebut juga pembeli serta barang-barang atau jasa yang diberikan dan dibayar oleh debitur tersebut dengan cara tunai ataupun kredit.

Penjualan barang dagang oleh sebuah perusahaan dagang biasanya hanya disebut “Penjualan”, jumlah transaksi yang terjadi biasanya cukup besar dibandingkan jenis transaksi lainnya. Dalam menjual barang dagangannya perusahaan dapat menerapkan tiga metode penjualan yang sering dikenal yaitu penjualan tunai, penjualan kredit, dan penjualan konsinyasi.

B. Tujuan Penjualan
Dalam suatu perusahaan kegiatan penjualan adalah kegiatan yang penting, karena dengan adanya kegiatan penjualan tersebut maka akan terbentuk laba yang dapat menjamin kelangsungan hidup perusahaan.

Tujuan umum penjualan yang dimiliki oleh perusahaan menurut Basu Swastha (2005;404) dalam bukunya “Manajemen Penjualan”, yaitu: 
1. Mencapai volume penjualan tertentu.
2. Mendapat laba tertentu.
3. Menunjang pertumbuhan perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan umum perusahaan dalam kegiatan penjualan adalah untuk mencapai volume penjualan, mendapat laba yang maksimal dengan modal sekecil-kecilnya, dan menunjang pertumbuhan suatu perusahaan.

C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kegiatan Penjualan
Kegiatan penjualan itu dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:
1.Kondisi dan Kemampuan Penjual.
Transaksi jual-beli atau pemindahan hak milik secara komersial atas barang dan jasa itu pada prinsipnya melibatkan dua pihak, yaitu penjual sebagai pihak pertama dan pembeli sebagai pihak kedua.Penjual harus dapat menyakinkan kepada pembelinya agar dapat berhasil mencapai sasaran penjualan yang diharapkan.untuk maksud tersebut penjual harus memahami beberapa masalah penting yang sangat berkaitan, yaitu :
a. Jenis dan karakteristik barang yang di tawarkan.
b. Harga produk.
c. Syarat penjualan seperti: pembayaran, penghantaran, pelayanan sesudah penjualan,garansi dan sebagainya.

2. Kondisi Pasar.
Pasar, sebagai kelompok pembeli atau pihak yang menjadi sasaran dalam penjualan, dapat pula mempengaruhi kegiatan penjualannya.
Adapun faktor-faktor kondisi pasar yang perlu diperhatikan adalah:
a. Jenis pasarnya
b. Kelompok pembeli atau segmen pasarnya
c. Daya belinya
d. Frekuensi pembelian
e. Keinginan dan kebutuhan para konsumen
g.harga produk tersebut

3. Modal.
Modal dalam usaha angat di butuhkan dalam membangun perusahaan. Modal adalah salah satu factor penunjang jalannya proses usaha. Akan lebih sulit bagi penjualan barangnya apabila barang yang dijual tersebut belum dikenal oleh calon pembeli, atau apabila lokasi pembeli jauh dari tempat penjual. penjual harus memperkenalkan dulu membawa barangnya ketempat pembeli. untuk melaksanakan maksud tersebut diperlukan adanya sarana serta usaha,seperti: alat transport, tempat peragaan baik didalam perusahaan maupun di luar perusahaan,usaha
promosi,yang hanya dapat dilakukan apabila penjualan memiliki sejumlah modal yang diperlukan.

4. Kondisi Organisasi Perusahaan.
Pada perusahaan besar, biasanya masalah penjualan ditangani oleh bagian penjualan yang dipegang orang-orang tertentu yang ahli di bidang penjualan.

5. Faktor lain.
Faktor-faktor lain,seperti: periklanan,peragaan,kampanye,pemberian hadiah, sering mempengaruhi penjualan.namun untuk melaksanakannya, diperlukan sejumlah dana yang tidak sedikit. bagi perusahaan yang bermodal kuat,kegiatan ini secara rutin dapat dilakukan.sedangkan bagi perusahaan kecil yang mempunyai modal relatif kecil kegiatan ini lebih jarang dilakukan.

Sumber:

Saturday, December 14, 2013

Masalah Pemasaran

A. Pengertian Pemasaran

Ada beberapa definisi mengenai pemasaran diantaranya adalah :
  1. Philip Kotler (Marketing) pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.
  2. Menurut Philip Kotler dan Amstrong pemasaran adalah sebagai suatu proses sosial dan managerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain.
  3. Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang- barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan.
  4. Menurut W Stanton pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli maupun pembeli potensial.
Dari definisi tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pemasaran merupakan usaha terpadu untuk menggabungkan rencana-rencana strategis yang diarahkan kepada usaha pemuas kebutuhan dan keinginan konsumen untuk memperoleh keuntungan yang diharapkan melalui proses pertukaran atau transaksi. Kegiatan pemasaran perusahaan harus dapat memberikan kepuasan kepada konsumen bila ingin mendapatkan tanggapan yang baik dari konsumen. Perusahaan harus secara penuh tanggung jawab tentang kepuasan produk yang ditawarkan tersebut. Dengan demikian, maka segala aktivitas perusahaan, harusnya diarahkan untuk dapat memuaskan konsumen yang pada akhirnya bertujuan untuk memperoleh laba.

B. Konsep Pemasaran (Marketing Concept)

Konsep pemasaran mengatakan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasaan yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan para pesaing. 

Konsep pemasaran tersebut dibuat dengan menggunakan tiga faktor dasar yaitu:
  1. Saluran perencanaan dan kegiatan perusahaan harus berorientasi pada konsumen/ pasar.
  2. Volume penjualan yang menguntungkan harus menjadi tujuan perusahaan, dan bukannya volume untuk kepentingan volume itu sendiri.
  3. Seluruh kegiatan pemasaran dalam perusahaan harus dikoordinasikan dan diintegrasikan secara organisasi.
Dalam pemasaran terdapat enam konsep yang merupakan dasar pelaksanaan kegiatan pemasaran suatu organisasi yaitu: konsep produksi, konsep produk, konsep penjualan, konsep pemasaran, konsep pemasaran sosial, dan konsep pemasaran global.

1. Konsep produksi
Konsep produksi berpendapat bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia dimana-mana dan harganya murah. Konsep ini berorientasi pada produksi dengan mengerahkan segenap upaya untuk mencapai efesiensi produk tinggi dan distribusi yang luas. Disini tugas manajemen adalah memproduksi barang sebanyak mungkin, karena konsumen dianggap akan menerima produk yang tersedia secara luas dengan daya beli mereka.

2. Konsep produk
Konsep produk mengatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang menawarkan mutu, performansi dan ciri-ciri yang terbaik. Tugas manajemen disini adalah membuat produk berkualitas, karena konsumen dianggap menyukai produk berkualitas tinggi dalam penampilan dengan ciri – ciri terbaik

3. Konsep penjualan
Konsep penjualan berpendapat bahwa konsumen, dengan dibiarkan begitu saja, organisasi harus melaksanakan upaya penjualan dan promosi yang agresif.

4. Konsep pemasaran
Konsep pemasaran mengatakan bahwa kunsi untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan para pesaing.

5. Konsep pemasaran sosial
Konsep pemasaran sosial berpendapat bahwa tugas organisasi adalah menentukan kebutuhan, keinginan dan kepentingan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan dengan cara yang lebih efektif dan efisien daripasda para pesaing dengan tetap melestarikan atau meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat.

6. Konsep Pemasaran Global
Pada konsep pemasaran global ini, manajer eksekutif berupaya memahami semua faktor- faktor lingkungan yang mempengaruhi pemasaran melalui manajemen strategis yang mantap. tujuan akhirnya adalah berupaya untuk memenuhi keinginan semua pihak yang terlibat dalam perusahaan.

Tujuan utama konsep pemasaran adalah melayani konsumen dengan mendapatkan sejumlah laba, atau dapat diartikan sebagai perbandingan antara penghasilan dengan biaya yang layak. Ini berbeda dengan konsep penjualan yang menitikberatkan pada keinginan perusahaan. Falsafah dalam pendekatan penjualan adalah memproduksi sebuah pabrik, kemudian meyakinkan konsumen agar bersedia membelinya. Sedangkan pendekatan konsep pemasaran menghendaki agar manajemen menentukan keinginan konsumen terlebih dahulu, setelah itu baru melakukan bagaimana caranya memuaskan.

C. Sistem Pemasaran

Sistem adalah sekolompok item atau bagian-bagia yang saling berhubungan dan saling berkaitan secara tetap dalam membentuk satu kesatuan terpadu. Jadi dapat diartikan sistem pemasaran adalah kumpulan lembaga-lembaga yang melakukan tugas pemasaran barang, jasa, ide, orang, dan faktor-faktor lingkungan yang saling memberikan pengaruh dan membentuk serta mempengaruhi hubungan perusahaan dengan pasarnya..
Dalam pemasaran kelompok item yang saling berhubungan dan saling berkaitan itu mencakup :
  1. Gabungan organisasi yang melaksanakan kerja pemasaran.
  2. Produk, jasa, gagasan atau manusia yang dipasarkan.
  3. Target pasar.
  4. Perantara (pengecer, grosir, agen transportasi, lembaga keuangan).
  5. Kendala lingkungan (environmental constraints).
Sistem pemasaran yang paling sederhana terdiri dari dua unsur yang saling berkaitan, yaitu organisasi pemasaran dan target pasarnmya. Unsur-unsur dalam sebuah sistem pemasaran serupa dengan unsur-unsur yang ada pada sistem radio stereo. Bekerja secara terpisah, tetapi pada waktu dipertemukan secara tepat.

Macam-macam Sistem Pemasaran:
a. Sistem pemasaran dengan saluran vertikal
Pada sistem ini produsen, grosir, dan pengecer bertindak dalam satu keterpaduan. Tujuan :
  • Mengendalikan perilaku saluran
  • Mencegah perselisihan antara anggota saluran
b. Sistem pemasaran dengan saluran horizontal
Pada sistem ini, ada suatu kerjasama antara dua atau lebih perusahaan yang bergabung untuk memanfaatkan peluang pemasaran yang muncul.

c. Sistem pemasaran dengan saluran ganda
Pada sistem ini beberapa gaya pengeceran dengan pengaturan fungsi distribusi dan manajemen digabungkan, kemudian dari belakang dipimpin secara sentral.

Lingkungan Sebuah Sistem Pemasaran:
a. Lingkungan makro eksternal
a). Demografi (kependudukan).
b). Kondisi ekonomi.
c). Teknologi.
d). Kekuatan sosial dan budaya.
e). Kekuatan politik dan legal.
f). Persaingan.

b. Lingkungan mikro eksternal
a). Pasar (market)
b). Pemasok
c). Pialang (marketing intermediaries)
c. Lingkungan Non-Pemasaran Intern

Kekuatan non-pemasaran lainnya adalah lokasi perusahaan, ketangguhan bagian penelitian dan pengembangan. Kekuatan intern bersifat menyatu (interest) dalam organisasi dan dikendalikan oleh manajemen.

D. Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran adalah pengambilan keputusan-keputusan tentang biaya pemasaran, bauran pemasaran, alokasi pemasaran dalam hubungan dengan keadaan lingkungan yang diharapkan dan kondisi persaingan. Dalam strategi pemasaran, ada tiga faktor utama yang menyebabkan terjadinya perubahan strategi dalam pemasaran yaitu :

1. Daur hidup produk
Strategi harus disesuaikan dengan tahap-tahap daur hidup, yaitu tahap perkenalan, tahap pertumbuhan, tahap kedewasaan dan tahap kemunduran.

2. Posisi persaingan perusahaan di pasar
Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan posisi perusahaan dalam persaingan, apakah memimpin, menantang, mengikuti atau hanya mengambil sebagian kecil dari pasar.

3. Situasi ekonomi
Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan situasi ekonomi dan pandangan kedepan, apakah ekonomi berada dalam situasi makmur atau inflasi tinggi.

Macam-macam strategi pemasaran diantaranya:
1. Strategi kebutuhan primer
Strategi-strategi pemasaran untuk merancang kebutuah primer yaitu:
  • Menambah jumlah pemakai dan
  • Meningkatkan jumlah pembeli.
2. Strategi Kebutuhan Selektif
a). Mempertahankan pelanggan misalnya:
  1. Memelihara kepuasan pelanggan;
  2. Menyederhanakan proses pembelian;
  3. Mengurangi daya tarik atau jelang untuk beralih merk;
b). Menjaring pelanggan (Acquistion Strategier)
  1. Mengambil posisi berhadapan (head – to heas positioning)
  2. Mengambil posisi berbeda (differentiated positin)
Secara lebih jelas, strategi pemasaran dapat dibagi kedalam empat jenis yaitu:
  1. Merangsang kebutuhan primer dengan menambah jumlah pemakai.
  2. Merangsang kebutuhan primer dengan memperbesar tingkat pembelian.
  3. Merangsang kebutuhan selektif dengan mempertahankan pelanggan yang ada.
  4. Merangsang kebutuhgan selektif dengan menjaring pelanggan baru.
Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi suatu pasar menjadi kelompok-kelompok pembeli yang berbeda yang memiliki kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang berbeda yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran yang berbeda. Atau segmentasi pasar bisa diartikan segmentasi pasar adalah proses pengidentifikasian dan menganalisis para pembeli di pasar produk, menganalisia perbedaan antara pembeli di pasar.

a.  Dasar-dasar dalam penetapan Segmentasi Pasar
Dalam penetapan segmentasi pasar ada beberapa hal yang menjadi dasarnya yaitu:
1. Dasar-dasar segmentasi pasar pada pasar konsumen
- Variabel geografi, diantaranya: wilayah, ukuran daerah, ukuran kota, dan kepadatan iklim.
- Variabel demografi, diantaranya: umur, keluarga, siklus hidup, pendapatan, pendidikan, dll
- Variabel psikologis, diantaranya: kelas sosial, gaya hidup, dan kepribadian.
- Variabel perilaku pembeli, diantaranya: manfaat yang dicari, status pemakai, tingkat pemakaian, status kesetiaan dan sikap pada produk.

2. Dasar-dasar segmentasi pada pasar industri
Tahap 1: menetapkan segmentasi makro, yaitu pasar pemakai akhir, lokasi geografis, dan banyaknya langganan.
Tahap 2: yaitu sikap terhadap penjual, ciri – ciri kepribadian, kualitas produk, dan pelanggan.

b. Syarat segmentasi Pasar
Ada beberapa syarat segmentasi yang efektif yaitu :
  1. Dapat diukur
  2. Dapat dicapai
  3. Cukup besar atau cukup menguntungkan
  4. Dapat dibedakan
  5. Dapat dilaksanakan
c. Tingkat Segmentasi Pasar
Karena pembelian mempunyai kebutuhan dan keinginan yang unik. Setiap pembeli, berpotensi menjadi pasar yang terpisah. Oleh karena itu segmentasi pasar dapat dibangun pada beberapa tingkat yang berbeda.
a). Pemasaran massal
Pemasaran massal berfokus pada produksi massal, distribusi massal, dan promosi massal untuk produk yang sama dalam cara yang hampir sama keseluruh konsumen.
b). Pemasaran segmen
Pemasarn segmen menyadari bahwa pembeli berbeda dalam kebutuhan, persepsi, dan perilaku pembelian.
c). Pemasaran ceruk
Pemasaran ceruk (marketing niche) berfokus pada sub group didalam segmen-segmen. Suatu ceruk adalah suatu group yang didefiniskan dengan lebih sempit.
d). Pemasaran mikro
Praktek penyesuaian produk dan program pemasaran agar cocok dengan citarasa individu atau lokasi tertentu. Termasuk dalam pemasaran mikro adalah pemasaran lokal dan pemasaran individu.

d. Manfaat Segmentasi Pasar
Sedangkan manfaat dari segmentasi pasar adalah:
a). Penjual atau produsen berada dalam posisi yang lebih baik untuk memilih kesempatan- kesempatan pemasaran.
b). Penjual atau produsen dapat menggunakan pengetahuannya terhadap respon pemasaran yang berbeda-beda, sehingga dapat mengalokasikan anggarannya secara lebih tepat pada berbagai segmen.
c). Penjual atau produsen dapat mengatur produk lebih baik dan daya tarik pemasarannya
d). Menentukan Pasar Sasaran

Langkah-langkah dalam menetukan pasar sasaran yaitu :
1. Langkah pertama
Menghitung dan menilai potensi keuntungan dari berbagai segmen yang ada
2. Langkah kedua
Mencatat hasil penjualan tahun lalu dan memperkirakan untuk tahun yang akan datang.

E. Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen merupakan tindakan-tindakan individu yang melibatkan pembelian penggunaan barang dan jasa termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut sebagai pengalaman dengan produk, pelayanan dari sumber lainnya.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah :
1. Faktor kebudayaan meliputi :
a. Budaya: faktor-faktor budaya memberikan pengaruhnya paling luas pada keinginan dan perilaku konsumen. Budaya (culture) adalah penyebab paling mendasar teori keinginan dan perilaku seseorang.
b. Subbudaya: setiap kebudayaan mengandung sub kebudayaan yang lebih kecil, atau sekelompok orang yang mempunyai sistem nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan situasi kehidupan yang sama. Sub kebudayaan meliputi: kewarganegaraan, agama, ras, dan daerah gegrafis.
c. Kelas sosial: hampir setiap masyarakat memiliki beberapa bentuk struktur kelas sosial. Kelas-kelas sosial adalah bagian-bagian masyarakat yang relatif permanen dan tersusun rapi yang anggota-anggotanya mempunyai nilai-nilai, kepentingan dan perilaku yang sama.

Perilaku konsumen juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti kelompok kecil, keluarga serta aturan dan status sosial konsumen. Disini keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat. Keputusan orang ingin membeli juga dipenggaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahap siklus hidup, pekerjaan, situasi ekonomui, gaya hidup dan kepribadian serta konsep diri.

Selain dari beberapa faktor diatas yang mempengaruhi perilaku konsumen juga dipengaruhi juga oleh faktor-faktor psikologis seseorang, yang meliputi motivasi, persepsi, pengetahuan dan keyakinan serta sikap.

Proses Pengambilan Keputusan Pembeli
a. Proses Pengambilan Keputusan Pembeli Terhadap produk Baru
Sebuah produk baru adalah barang, jasa, atau ide yang dianggap baru oleh pembeli potensial. Terkadang produk yang beredar dipasaran telah lama ada, disini konsumen dapat membuat keputusan untuk menerima / mengadopsinya. Proses adopsi adalah proses mental yang dilalui seseorang, mulai dari pengenalan pertama sampai pada penerimaan / adopsi final. Tahap-tahap proses adopsi:
  1. Sadar : konsumen menjadi sadar akan adanya produk baru, tetapi kekurangan informasi mengenainya.
  2. Tertarik : konsumen akan menjadoi tertarik untuk mencari informasi mengenai produk baru.
  3. Evalusi : konsumen harus mempertimbangkan apakah produk baru tersebut masuk akal atau tidak untuk dikonsumsi.
  4. Mencoba : konsumen mencoba produk baru tersebut dalam skala kecil untuk meningkatkan perkiraan nilai produk tersebut.
  5. Adopsi : konsumen memutuskan secara penuh dan teratur menggunakan produk baru tersebut.
b. Tipe-Tipe Perilaku Membeli
Ada empat tipe perilaku membeli, yaitu :
1. Perilaku pembelian yang kompleks
Disini konsumen mengakui keterikatan yang tinggi dalam proses pembeliannya, harga produk tinggi, jarang dibeli, memiliki resiko yang tinggi. Perilaku konsumen melalui proses tiga langkah, yaitu: pertama, mengembangkan keyakinan tentang produk tersebut. Kedua, membangun sikap, dan ketiga melakukan pilihan.

2. Perilaku pembelian yang mengurangi ketidakefisienan
Disini konsumen mengalami keterlibatan tinggi akan tetapi melihat sedikit perbedaan, diantara merek-merek. Konsumen mengunjungi beberapa tempat untuk mencari yang lebih cocok.
a). Perilaku pembelian karena kebiasaan
Disini konsumen rendah sekali dalam proses pembelian karena tidak ada perbedaan nyata diantara berbagai merek dan harga barang relatif rendah
b). Perilaku pembelian yang mencari keragaman
Disini keterlibatan konsumen yang rendah akan dihadapkan pada berbagai pemilihan merek.

3. Tahap-Tahap Proses Membeli
Tahap-tahap dalam proses membeli mwliputi :
a). Pengenalan kebutuhan/masalah
Disini orang yang akan memasarkan produk meneliti mengenai apa yang dibutuhkan, apa yang menyebabkan semua itu muncul dan mengapa seseorang membutuhkan sesuatu. Seorang pemasar akan mengenalkan pada konsumen agar lebih tertarik.

b). Pencarian informasi
Sumber informasi konsumen terbagi dalam empat kelompok, yaitu :
1. Sumber pribadi, meliputi: keluarga, teman-teman, tetangga, dan kenalan.
2. Sumber niaga, meliputi : periklanan, petugas penjualan, penjual kemasan dan pemajangan.
3. Sumber umum, meliputi : media massa dan organisasi konsumen.
4. Sumber pengalaman, meliputi: pernah menangani, menguji, dan mempergunakan produk.

c). Pencarian alternatif
Terdapat lima konsep dasar bagi pemasar dalam penilaian alternatif konsumen, yaitu :
  1. Sifat-sifat produk, apa yang menjadi ciri-ciri khusus dan perhatian konsumen terhadap produk atau jasa tersebut.
  2. Pemasar lebih memperhatikan pentingnya ciri-ciri produk daripada penonjolan Ciri-ciri produk.
  3. Kepercayaan konsumen terhadap ciri merek yang menonjol
  4. Fungsi kemanfaatan, yaitu bagaimana konsumen mengharapkan kepuasan yang diperoleh dari produk dengan tingkat alternatif yang berbeda-beda setiap hari
  5. Bagaimana prosedur penilaian yang dilakukan konsumen dari sekian banyak ciri-ciri barang.
d). Keputusan membeli
Ada dua faktor yang menyebabkan seseorang mengambil keputusan untuk membeli, yaitu :
  1. Sikap orang lain : keputusan membeli itu banyak dipengaruhi oleh teman-teman, tetangga, atau siapa saja yang dipercayai
  2. Faktor-faktor situasi yang tidak terduga : seperti faktor harga pendapatan
F. Permasalahan dalam Pemasaran

Suatu jenis usaha yang mampu bertahan dalam menghadapi segala permasalahan yang ada dan mampu menang dalam persaingan bisnis adalah mereka yang mampu membaca peluang pasar dengan memenuhinya dan memproduksi apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan pelanggan.

Suatu usaha yang berhasil mencapai tujuannya sangat dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan dalam memasarkan barang dan jasa. Hal ini adalah tugas dari fungsi pemasaran untuk jeli membaca setiap peluang yang ada dalam memenuhi kebutuhan pelanggan serta memasarkan produknya. Pemasaran sering dianggap sebagai salah satu kendala yang kritis bagi perkembangan suatu usaha seperti pada UKM pada saat memulai usahanya. Di dalam hal ini para wirausahawan haruslah jeli dan mencari jalan yang dianggap paling jitu untuk mengantisipasi kegagalan pemasaran di dalam berwirausaha tersebut. Kesalahan Pemasaran pada dasarnya akan berpengaruh langsung terhadap omset penjualan suatu produk yang ditawarkan.

Dalam ilmu pemasaran, sebelum melakukan berbagai fungsi pemasaran, pasar atau segmen yang dibidik harus jelas lebih dahulu. Lebih dari 60% kegagalan bisnis, bila ditelusuri ternyata disebabkan oleh gagalnya pengusaha mendefinisikan pasar yang dituju. Mereka segera bergerak bila mendengar potensi pasar, tetapi mereka tidak bertanya lebih jauh: siapa pasar yang ingin dituju, atau bagaimanakah potensi mereka. Di dalam makalah ini kendala pemasaran di bagi menjadi dua aspek yaitu aspek internal dan aspek eksternal.

Jika di lihat dari aspek internal permasalahan pemasaran di dalam berwirausaha yakni sebagai berikut:
1. Perencanaan strategi pemasaran tidak matang.
Perencanaan strategi pemasaran sering tidak diperhatikan oleh para wirausahawan. Mereka melakukan distribusi pemasaran produk miliknya tidak berdasarkan aspek-aspek pemasaran tertentu dan tanpa direncanakan terlebih dahulu. strategi pemasaran tidak dibuat secara matang akan menimbulkan pemasaran tidak diorientasikan kepada pelanggan dan membuat produk tersebut tidak laku dijual .

2. Target pasar yang terlalu lebar
Target pasar yang terlalu lebar pada dasarnya merupakan kesalahan di dalam perencanaan suatu usaha yang tidak dipertimbangkan terlebih dahulu. para pebisnis biasanya menetapkan tujuan target pemasaran kepada semua orang, mereka hanya berpikiran hanya ingin memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya di dalam usahanya itu tanpa memikirkan faktor-faktor lainnya. jikapun produk dan atau jasa yang ditawarkan bisa digunakan oleh semua orang, namun perlu kita ketahui tidak semua orang datang untuk membeli produk kita maka dari hal itu perlu ada spesifikasi pasar khusus untuk menempatkan produk kita dimana ditempat itu produk kita dibutuhkan oleh banyak orang.

3. Target pasar yang salah
Target pasar yang salah merupakan suatu hal yang sering terjadi di dalam berwirausaha. Seharusnya perlu perencanaan yang matang sebelum menetapkan target pasar ataupun target konsumen. para wirausahawan kadang menjual produknya ke sasaran konsumen yang tidak tepat, hal ini membuat produk yang ditawarkan tidak diminati oleh konsumen. Misalnya, seorang pengusaha menjual produk lukisan dan target pasarnya adalah masyarakat di daerah pemukiman yang mereka berpenghasilan pas-pas-an ataupun pada daerah kumuh. Sudah dapat dipastikan omset penjualan produk mereka akan sangat rendah.

4. Para wirausahawan kita tidak melaksanakan bauran pemasaran (Marketing Mix) secara optimal yaitu tidak ada pengujian efektivitas iklan, harga, kemasan produk. Biasanya seorang wirausahawan di dalam pembuatan iklan tidak efektif atau dalam kata lain dapat disebutkan iklan yang dibuat tersebut tidak membuat para konsumen yang berpotensi sadar akan barang atau jasa tertentu dan kebutuhan mereka akan barang dan jasa tersebut selain hal tersebut para wirausahawan kita biasanya tidak bisa memahami kebutuhan pelanggan. Seorang wirausahawan kadang tidak mengetahui apa yang paling penting buat pelanggan atau konsumennya. Walaupun, harga yang ditawarkan murah dan barangnya berkualitas, kadang seorang wirausaha tidak melaksanakan pelayanan yang baik cepat dan memuaskan. Selain hal tersebut kadang para wirausahawan tidak memperhatikan tempat atau lokasi di dalam hal penawaran produknya padahal hal ini sangatlah penting sebagai pendukung tingginya tingkat penghasilan para wirausahawan. Kendala pemasaran juga dipengarui oleh harga, yang merupakan bagian dari bauran pemasaran, wirausahawan kita di dalam penawaran harga produknya sering memberikan penawaran harga yang tidak terjangkau, ataupun yang terjadi adalah kesalahan penetapan harga oleh para wirausaha.

Pada dasarnya kesalahan-kesalahan umum di dalam penetapan harga dapat terjadi disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:

  1. Perusahaan terlalu berorientasi pada biaya, bukan pada pesaing atau konsumen (pasar).
  2. Menganggap harga merupakan variabel terpisah dari Bauran pemasaran yang lain, bukan merupakan unsur intrinsik dari segi penentuan posisi pasar.
  3. Perusahaan menetapkan harga cenderung sama untuk semua jenis produk dan semua segmen pasar. Maka dari itu di dalam hal ini diperlukan suatu upaya di dalam menyelesaikan kendala-kendala tersebut dari faktor internal tersebut. 
Sedangkan kendala eksternal pemasaran di dalam berwirausaha dapat di rinci sebagai berikut :

  1. Tekanan-tekanan persaingan, baik di pasar domestik dari produk-produk serupa buatan UB dan impor, maupun di pasar ekspor. Saat ini, di Negara-negara Asia yang terkena krisis seperti Indonesia, Filipina dan korea selatan, masalah pemasaran bisa menjadi masalah serius, karena sebagai salah satu efek dari krisis tersebut akses ke kredit bank menjadi sulit (kalau tidak dapat dikatakan tertutup sama sekali).
  2. Kekurangan informasi yang akurat dan up to date  mengenai peluang-peluang pasar di dalam maupun diluar negeri dan peraturan-peraturan mengenai tata niaga pemasaran regional atau internasional di dalam konteks AFTA, Masyarakat Eropa (UE) dan WTO / GATT dan aspek-aspek legal lain seperti kesepakatan-kesepakatan internasional mengenai larangan penggunaan buruh, anak-anak, lingkungan hidup, dan hak asasi manusia (HAM) yang dikaitkan dengan perdagangan internasional.
  3. Dumping dan Anti Dumping. Kebijakan ini membuat para pengusaha kita manjadi terhambat di dalam menembus pasar global atau paling tidak dapat mempertahankan pangsa ekspor ke luar negeri. Dengan kebijakan Dumping ataupun Anti Dumping negara tujuan ekspor para wirausahawan mampu menjual barang yang serupa seperti yang kita ekspor dengan harga yang lebih murah ataupun sebaliknya mereka membeli barang ekspor wirausahawan kita dengan harga yang sangat murah.   
Daftar Pustaka: