Pages

Saturday, May 26, 2018

Allah akan menjawab doa kita? Apa benar?

Berikut cerita saya beberapa waktu lalu yang sempat saya alami. Biasanya peristiwa yang menurut saya nantinya akan menjadi salah satu pelajaran hidup yang mungkin dapat sangat berpengaruh untuk hidup saya di masa mendatang, selalu saya catat dimana saja, entah di buku atau di notes handphone.

Selamat membaca.. :)

-------------------------------------

Today, 23 April 2018. Saya admit, saya takut kalau yang terbaik menurut Allah adalah bukan yang saya inginkan. Dari sekian lama saya meyakini bahwa yang terbaik dari Allah pasti hal terindah pada waktunya, dan hari ini, retak. Rasa takut karena sudah terlalu lama, saya belum bekerja (for real) 7 bulan lamanya sejak hari kelulusan saya.

Mimpi saya yang ingin menaikan derajat keluarga saya dimata orang-orang, belum juga tercapai. Semakin kesini semakin bertanya, kapan? Kapan waktunya? Setiap waktu saya selalu berdoa, sampai mencari kajian-kajian islami mengharap ada angin segar untuk membangkitkan semangat saya kembali. Sampai saya melihat satu video, kalau Allah pasti akan menjawab doa hamba-Nya. Mungkin dijawab sesuai doa hamba-Nya, atau justru digantikan dengan hal yang jauh lebih baik. Mungkin dijawab langsung saat itu juga, besok, atau mungkin tidak dijawab di dunia, melainkan di akhirat.

Ha? Tunggu. Kenapa saya sekarang merasa goyah? Saya memang menginginkan juga di akhirat kelak saya menjadi hamba Allah yang beruntung, tapi saya juga ingin itu juga terjadi di dunia. Egois memang, sangat egois. Karena pressure yang sangat kuat dari segala arah. Saya merasa lelah dengan cibiran orang yang selalu merendahkan dan menilai saya dan kami keluarga dengan ukuran materi. Memang, orang-orang mayoritas tidak peduli dengan proses yang kita capai dan hanya menilai hasilnya saja. Rasanya saya ingin bungkam mulut mereka rapat-rapat dengan apa yang saya hasilkan, dengan keringat dan kerja keras saya sendiri. Beberapa pertanyaan ini mulai sering terucap tanpa saya sadar pada awalnya, "Yaa Allah kapan doa hamba terkabul? Kapan hamba kerja?" Malah sering mengeluh, "Yaa Allah hamba lelah. Kenapa Engkau menjatuhkan ini semua pada hamba?" 

Mulai saya ingat runtutan perjalanan saya sejak saya lulus kuliah. Ada banyak panggilan kerja, tawaran kerja, bahkan sempat beberapa kali diterima kerja, tapi tidak bisa saya ambil karena ada saja kurangnya. Bukan karena pemilih, tapi memang hal-hal tersebut yang tidak bisa saya toleransi menyangkut dengan prinsip saya.

Sepanjang hari ini saya merasa kosong. Diam. Tidak ada satupun orang rumah yang saya ajak bicara. Saya hanya akan datang kalau mereka memanggil saya. Lalu saya berkata seperlunya dan hanya menjawab seperlunya apabila mereka bertanya. Jangankan itu, yang biasanya saya mencari orang untuk cerita, ini tidak. Semua saya simpan sendiri. Bahkan adik saya yang bertanya baik-baik saya diam saja dan tidak menjawab apa-apa, malah terkadang saya marah ga jelas.

Saya tau, melihat saya bersikap tidak seperti biasanya orang rumah merasa tidak nyaman. Mereka bingung saya kenapa, bahkan sampai Mama jadi ikut marah karena bingung saya lagi kenapa. Akhirnya dia diemin saya dan bicara seperlunya sampai malam dan Papa pulang kerja.

Malamnya dia ajak saya bicara dengan emosi, dan seperti biasa dia menerka sendiri apa yang sedang saya rasakan. Dan semua terkaannya itu salah, tapi saya diam saja. Saya tau dia khawatir sama saya. Tapi saya gamau cerita apa-apa. Sampai-sampai mama emosi dan menampar saya. Saya ga respon apa-apa bahkan tidak menghadang wajah saya dan membiarkan mama menampar saya.

Saya benar-benar merasa kosong, saya manusia bodoh, tolol dan tidak berguna. Saya tidak bisa melakukan apa-apa, bahkan saat itu saya masih saja menyalahkan diri sendiri karna apa yang saya inginkan tidak tercapai. Serasa, hidup segan, mati tak mau.

Lalu mama mereda, dia bertanya lagi dengan lembut setelah sebelumnya menantang saya kalau saya tidak berkata satu kata pun, obrolan ini bisa dia perlama bahkan sampai pagi. Saya takut, apa yang saya katakan akan membuat dia lebih sedih lagi. Saya takut, apa yang saya katakan percuma dan saya malu.

Lama saya menghela nafas karena sudah mulai banyak air mata yang saya tahan, mama pergi mengambil tissu untuk saya, dan akhirnya saya katakan juga, "Aku capek. Aku capek berdoa. Doa aku belum ada yang terkabul." Disitu mama langsung peluk saya. Tumpah. Saya menangis sejadi-jadinya. Mama bilang saya tidak boleh lelah berdoa. Dia menenangkan saya dan menasehati saya. Mama menuntun saya agar saya sholat tahajud, sholat dhuha, sholat hajat, bahkan puasa sunnah. Saya harus terus berdoa. Minta sungguh-sungguh sama Allah. Allah pasti mengabulkan keinginan saya. Di waktu yang tepat. Yang penting saya sabar. Mama juga bilang semua hal itu saling berkaitan, sikap saya kpd org tua, dan sebagainya itu berkaitan dengan ridho yang Allah beri. Saya tidak boleh nyerah, itu kata mama. 

Hari ini saya rasakan bagaimana rasanya menjadi orang yang putus asa, hilang harapan, hanya meratapi dan menyimpan sendiri apa yang saya rasakan. Tapi akhirnya, satu kalimat ungkapan saya ke mama itu, hanya satu kalimat, bisa membuat saya lega, sedikit.

Paginya, ayah menasehati saya. Mungkin mama sudah cerita pada beliau. Kurang lebih sama seperti yang mama katakan pada saya. Anggap saja Allah sedang menguji saya. Seberapa sabar dan seberapa tangguhnya saya sebelum Allah berikan apa yang saya inginkan. Allah ingin saya mendekati-Nya.
-------------------------------------

Saya bersyukur saya memiliki orang tua yang sangat memperhatikan anaknya. Beliau tidak tinggal diam melihat saya yang bersikap tidak seperti biasanya. Mereka membangkitkan semangat saya agar tidak terus jatuh dan merasa terpuruk. Saya diingatkan agar segera mohon ampun sama Allah karena hari itu saya sempat meragukan-Nya. Saya bersyukur tidak berlama-lama merasa di kondisi tersebut. Sungguh, hati yang merasa kosong dan tidak ada harapan itu tidak enak. Ibarat harapan itu oksigen yang kita hirup. Harapan itu termasuk sumber semangat hidup kita.

Saya coba membangkitkan lagi hati dan harapan saya. Allah SWT tidak membebani seseorang diluar kemampuannya. Dan saya meyakinkan diri saya kembali bahwa hal baik akan segera datang. Mari menjemputnya agar lekas berjumpa! :)

Saya merasa apa yang pernah saya alami ini semakin membentuk kepribadian saya ke arah yang lebih baik dan membuat saya agar semakin gencar memperbaiki dan mendekatkan diri pada Allah.

Ternyata ini semua ada kaitannya dengan ilmu sabar, ikhlas dan pasrah yang merupakan ilmu tingkat tinggi yang harus kita latih setiap waktu. Intinya, apapun yang kita lakukan jangan pernah terlalu berpacu pada dunia. Ingat Allah, ridho Allah saja yang kita cari. InsyaAllah hati akan selalu tenang sembari berusaha dan insyaAllah dunia pun akan menghampiri kita, bukan kita yang menghampirinya.

Jangan tanyakan pada diri "Why is this happening to me?" tapi tanyakan "What is this trying to teach me?" Then you'll find out ada rencana Allah yang jauuuh lebih baik dari rencanamu. 

Demikian cerita saya yang buruk-buruknya abaikan saja. Tidak bermaksud menggurui, hanya sebatas sharing kok hehe..

Semoga dari cerita saya ada manfaat yang bisa di ambil. Dan semoga kedepannya, kita semakin selalu melibatkan Allah dalam segala hal dan selalu yakin atas janji Allah Sang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Jazakumullahu khairan... :)

Sunday, February 25, 2018

About 2017

Gak kerasa udah ganti tahun 2018 aja. Mau posting dari lama sebenernya tentang apa aja yang udah terjadi di tahun 2017 kemarin, tapi ke-mager-an ini lebih besar ketimbang keinginan untuk nge-blog haha. Mungkin gak banyak hal yang lagi ada di kepala yang saya inget sekarang untuk saya tulis, tapi saya coba jabarkan dan urutkan semoga emang gak ada yang kelewat ya.

Januari 2017

Seperti biasa awal tahun setiap orang berharap awal yang baru, kesempatan baru, harapan baru, begitu pun saya waktu itu. Malah awal tahun kemarin saya lagi pasrah-pasrahnya. Kalau gak salah saya sempet cerita di postingan saya yang lalu ya, di kampus saya itu untuk lulus terbagi jadi jalur skripsi dan jalur non skripsi. Untuk dapet skripsi dengan SK murni IPK itu harus 3.25 sedangkan saya waktu itu masih kurang 0,01, saya pasrah, udah pasti gak dapet. Dan bener aja, saya gak dapet SK murni, kayaknya waktu itu diumumin pertengahan bulan Januari. Saya sedih, nyesel, ngerasa payah, kenapa saya tidak mengusahakan lebih keras lagi waktu itu buat dapet SK murni skripsi.

Saya pengen banget ke jalur skripsi, bukan karena gengsi atau gimana, tapi karena saya mau bikin orang tua saya seneng. Mereka pengen banget saya skripsi. Dan ternyata di kampus saya ada sistem bikin proposal skripsi untuk kita yang gak dapet SK murni. Akhirnya saya dalam waktu sebulan, bahkan kurang dari sebulan, saya bolak-balik perpus susun proposal (Alhamdulillah judul udah ada bayangan, krn thn 2016-nya saya udah coba cari-cari), kurang tidur banget. Akhirnya jadi tuh proposal. Saya inget banget mama saya menawarkan diri nganter saya buat ngumpulin proposal ke sekjur. Rasa takut ngecewain itu ada banget. Udah usaha, tinggal berdoa dan pasrah aja waktu itu.

Februari 2017

Yaps! Di postingan saya sebelumnya saya udh pernah cerita kalau saya ngelamar jadi part timer di kampus, Alhamdulillah keterima. Senengnya minta ampun saya waktu itu saking gamau banyak waktu kosong dirumah dan pengen banyak waktu diisi sama yang menghasilkan. 9 Februari 2017 hari pertama saya kerja. Dan Alhamdulillah, dapet teman-teman baru dan senior yang seru. Ah cerita tentang kerjaan saya yang ini nanti aja di postingan saya berikutnya haha.

Maret 2017

Suatu pagi di bulan Maret, seperti biasa saya berangkat kerja ke kampus pakai ojek online. (Postingan saya yang lalu juga ada tentang ini, ini dia cerita lengkapnya hehe) Dan dapet bapak-bapak yang biasa pick up saya. Saya pamit berangkat sama orang tua saya, di perjalanan belum jauh dari rumah, saya jatoh dari motor, bapaknya tumbenan bawa motor lagi gak seimbang, waktu itu lagi dijalur yang rusak juga dan berkubang karena malemnya abis ujan. Alhamdulillah saya gak luka parah. Tapi akhirnya saya bilang bapaknya kalau saya pulang ke rumah aja, karena baju saya kotor banget. Saya izin kan sama senior saya kalau saya gak bisa masuk kerja. My mom take care of me, obatin luka-luka di tangan, olesin punggung saya pake minyak karena kaget kebentur jalanan kan.

Di hari itu juga, siangnya, saya dapet kabar kalau pengumuman proposal skripsi udah bisa di liat. Degdegan-nya minta ampun. Diam-diam saya buka sambil basmallah, baca sholawat. And... jengjet. PROPOSAL SAYA DITERIMA, artinya saya bisa lewat jalur skripsi! Saya langsung teriak, "Alhamdulillah yaa Allah". Nangis iya, lemes gak bisa berdiri. Mama saya kaget kenapa saya teriak, pas saya jelasin dia ikutan seneng, meluk saya. Setelah itu saya langsung sadar kalau ini bukan akhir, tapi awal.

April - Agustus 2017

Saya gak inget mendetail apa yang terjadi dari awal-akhir, yang jelas banyak drama ahahaha. Yang saya inget disini saya lagi pusing-pusingnya ngerjain skripsi, sempet pusing karena ngeliat temen-temen udh ada yang acc, sidang dan saya terus mempertanyakan kapan saya kelar. Saya sempet udah bab 4 tapi akhirnya harus nambah objek, ngurangin ini, nambah itu. Bukan karena di persulit dospem, tapi memang karena keperluan skripsi saya. Alhamdulillah saya dapet dospem yang super baikkk, bu Ida. Salah satunya yang satu inget, suatu waktu beliau telf saya tanya saya bisa bimbingan gak hari itu, saya lagi kerja dan saya langsung izin belain ketemu beliau saking pengen cepet kelarnya. Bu Ida nyempetin waktu buat saya bimbingan padahal dia lagi ke gerai ponsel lagi service nomernya. Saya bimbingan di tempat makan dekat gerai tsb hahaha Kamis siang bolong! Saya inget banget. Lupa tanggal berapa. Singkat cerita, tepat tanggal 21 Agustus 2017, akhirnya saya dapet acc! Alhamdulillah, Alhamdulillah.... Terus saya daftar sidang dan dapet tanggal 5 September 2017.

September 2017

Menyiapkan berkas, diri, dan mental. Yap. Degdegan minta ampun. Pagi subuh itu tanggal 5 September 2017, yang pasti minta restu orang tua. Hari itu saya dianter papa ke tempat sidang. Sepanjang jalan sholawat, istigfar, bismillah. Ada rasa takut, takut hasilnya mengecewakan orang tua saya.

Saya keinget di momen yang hampir sama, saya  mau ujian mandiri masuk ke sebuah PTN, sama, dianter papa. Abis nurunin saya, dia nyemangatin saya, bilang saya pasti bisa. Tapi ternyata waktu itu takdir berkata lain, jalan saya bukan di PTN tsb. Disitu saya ngerasa udah mengecewakan orang tua saya untuk kesekian kalinya. Dan saya gak mau hari itu terulang lagi.

Sembari nunggu giliran saya, saya baca bismillah, sholawat, istigfar, ayat kursi, kata mama saya itu ampuh jadi penenang diri saya. Sampai lah di giliran saya, Alhamdulillah di permudah dan di perlancar, sama sekali tidak di persulit di dalam ruang sidang. Tinggal harap cemas nunggu pengumuman. Mama saya sebenernya waktu itu minta di video call waktu pengumuman, tapi akhirnya saya matiin karena suaranya ke loudspeaker, ngeri kedengeran sama bapak ibu dosennya kan wkwk. Dan tiba saat pengumuman.... Saya rekam aja suaranya. Alhamdulillah, saya lulus! Campur aduk perasaan waktu itu. Setelah foto-foto celebration brg temen-temen, saya langsung pulang naik ojek online dan di tengah jalan tbtb gerimis, padahal sambil bawa-bawaan hadiah yang dibawain sama temen-temen yang udh sempet dtg, kebayang ribetnya kan kmrn, tapi gimana lagi karena saking udah capeknya dan pengen cepet-cepet sampe rumah dan kebayang kalau naik taksi online bakal kena macet dijalan. Sepanjang jalan serasa masih ga percaya tapi sambil bersyukur, waktu cepat berlalu banget dan saya udah lulus aja haha. Ohya waktu itu saya pulang ke rumah eyang karena orang tua saya lagi disana. Well, sesampainya di tkp, disambut pelukan hangat dari seisi rumah hehe. Setelah sidang terbitlah revisi hahaha. Alhamdulillah revisi ga bikin ribet, bu Ida juga selalu terbuka meluangkan waktunya buat membantu anak bimbingannya ini. Unforgetable sih, bersyukur Alhamdulillah.

Oktober 2017

Di bulan ini saya wisuda. Sebelumnya saya usaha ngumpulin uang saking pengennya biayain semuanya pake uang saya sendiri. Biasa, orderan gambar hehe + tambahan dari hasil part time di kampus. Alhamdulillah berhasil terkumpul dan saya bisa beli keperluan untuk wisuda saya pakai jerih payah gue sendiri. Sehari sebelum hari H, malamnya ada aja hal yang tiba-tiba aja kejadian dan akhirnya saya nangis sembab ahahaha. Saya akalin deh abis nangis itu gak langsung tidur dulu, karena takut matanya bengkak banget nanti. Dan tibalah keesokan harinya tgl 22 Oktober 2017 hari wisuda, mata saya masih rada sembab sedikit tp berhasil di cover sama makeup, the power of makeup yeaa! JCC penuh sangat. Rata-rata yang wisuda 1 yang anter sekampung. Waktu itu saya wisuda yang dateng cuma mama papa sih, adek-adek saya dirumah. Yah alhamdulillah tapi akhirnya saya resmi lulus. Dan Welcome to The Jungle!

November 2017

Ini masa-masa struggle buat cari kerja. Ohya salah satunya yang jadi kenangan, saya dpt panggilan di sebuat KAP dg posisi sbg Junior Auditor. Auditor, cita-cita saya. Setelah ikut tahapan tesnya, dan sampai tahap regulasi, besoknya saya dapat kabar kalau saya lolos. Terima kabar itu saya sebenernya seneng, disisi lain sedih karena di tahap regulasi itu ada satu hal yang menurut firasat saya, orang tua saya gak akan ngerestuin, yaitu tahan ijazah. Akhirnya dg berat hati saya gak ambil posisi di KAP tersebut. Sedih? Iya. Menyesal? Tidak. Karena insya Allah saya yakin, ridho orang tua itu penting, percuma saya ngejalanin suatu hal tapi gak dapat ridho orang tua, jalannya gak akan lancar, gak dapet ridho juga dari Allah, kan ridho Allah ridho-nya orang tua hehe. Intinya semangat terus shayyy! Insya Allah nanti akan dapat yang lebih baik lagi kok ;)

Desember 2017

Bulan terakhir di tahun 2017. Banyak hal juga yang kejadian di bulan ini tapi saya gak begitu inget. Yang pasti saya masih usaha terus di tengah lautan para jobseeker haha.

---------

Akhir cerita... Tahun 2017 ini banyak memberi saya pelajaran tentang artinya berjuang, tidak mudah menyerah, ikhlas, sabar, optimis, selalu positif, prioritas, manage time, tanggung jawab, dan selalu berprasangka baik sama apapun, siapapun dan terutama sama Allah. Yakin, selalu sabar, ikhtiar dan tawakkal, di depan sana ada hal yang baik yang tidak di sangka-sangka menanti kita. ALLAH IS THE BEST OF PLANNERS. Pertolongan Allah itu dimana-mana, kapan pun gak kenal waktu. Atstsiqoh Billah, percaya sama Allah, yakin sama Allah. Yuk, sama-sama jadi pribadi yang lebih baik lagi setiap waktunya, karena semua butuh proses.